Jika bayi Anda berkeringat dingin ketika tidur terutama pada kaki dan tangannya, waspadai terjadinya SIDS (Sudden Infant Death Syndrom). SIDS dalam Bahasa Indonesia adalah sindrom kematian mendadak pada bayi yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya dengan pasti.
Berikut akan dibahas penjelasan mengenai SIDS beserta proses terjadinya keringat dingin. Tersaji pula beberapa faktor menyebabkan terjadinya SIDS, baik faktor fisik, faktor lingkungan dan faktor yang menjadi resiko terjadinya keringat dingin pada bayi.
Periksa dan Selalu Selidiki Ketika Terdapat Tanda Keringat Dingin Pada Bayi
SIDS atau sindrom kematian mendadak hingga sampai saat ini masih menjadi misteri mengenai penyebab pastinya. Tanda gejala yang paling nampak adalah terjadinya keringat dingin ketika bayi tidur.
Secara normal, keringat muncul ketika terjadi peningkatan suhu di dalam tubuh. Pembuluh darah berdilatasi atau melebar, sehingga panas dalam tubuh akan dilepaskan melalui pori pori kulit dan kelenjar keringat akan terstimulasi dan memproduksi keringat yang akan menguap dan melepaskan panas tubuh. Pahami dan kenali bagian kulit dan fungsinya untuk pemahaman lebih mengenai proses berkeringat oleh kulit.
Berbeda dengan produksi keringat pada normalnya. Keringat dingin muncul akibat kelenjar keringat terstimulasi bukan oleh panas dalam tubuh. Tapi terstimulasi melalui jalur syaraf simpatis dalam tubuh. Nyeri, stress, cemas dan ketakutan dapat menstimulasi syaraf simpatis ini. Selain itu permasalahan pada organ vital dalam tubuh bayi, seperti jantung, paru paru atau otaknya serta kondisi shock dapat menyebabkan keringat dingin terproduksi.
Bayi yang mengalami kondisi gangguan pada jantung, paru paru maupun otaknya dapat mengalami keringat dingin dan merupakan salah satu tanda gejala sindrom kematian mendadak dan sangat harus Anda waspadai. Berikut beberapa penyebab SIDS yang penting untuk Anda ketahui:
1. Faktor Fisik sebagai Penyebab SIDS
Terdapat beberapa faktor fisik yang menjadi penyebab SIDS yang ditandai dengan keringat dingin pada tangan dan kaki bayi terutama ketika bayi tidur. Berikut penjelasanya:
- Kecacatan Otak
Kecacatan pada otak yang terjadi saat bayi dilahirkan dapat menjadi penyebab SIDS dan terjadinya keringat dingin pada bayi. Otak merupakan pusat syaraf dan segala keteraturan fungsi organ dalam ditentukan oleh otak manusia. Ketika terjadi kegagalan fungsi otak maka, fungsi jantung dan paru paru pun biasanya akan terkena imbasnya. Mengakibatkan fungsi syaraf simpatis terstimulasi dan terjadilah keringat dingin pada bayi.
- Berat Bayi Lahir Rendah
Bayi yang lahir dengan berat badan rendah sering mengakibatkan organ vital terutama paru paru mengalami kemunduran kematangan. Sehingga bayi yang lahir dengan berat badan rendah sangat beresiko terhadap terjadinya SIDS atau sindrom kematian mendadak yang ditandai sering terjadinya keringat dingin pada bayi.
- Infeksi Pernafasan
Infeksi pernafasan menjadi penyebab tersering terjadinya sindrom kematian mendadak pada bayi. Paru paru bayi masih sangat rentan ketika usianya baru dilahirkan hingga 1 tahun usianya. Infeksi yang terjadi pada usia ini akan sangat mempengaruhi kesehatannya hingga dewasa bayi.
2. Faktor Lingkungan sebagai Penyebab SIDS
Selain faktor fisik, faktor lingkungan sangat mempengaruhi kesehatan bayi. Berikut beberapa penyebab SIDS diakibatkan oleh faktor lingkungan:
- Menidurkan Bayi dengan Tengkurap
Posisi bayi tidur tengkurap memang terkadang merupakan posisi yang nyaman bayi ketika tidur. Namun posisi tengkurap akan lebih beresiko pula terhadap proses pernafasan pada bayi. Paru paru yang tertekan tidak akan mengembang dengan bebas, oksigen dalam paru paru tidak akan tersampaikan dengan optimal pada area lain pada tubuh bayi. SIDS sangat mudah terjadi pada kondisi ini.
- Permukaan Tempat Tidur Bayi Tidak Rata
Permukaan tempat tidur bayi yang tidak rata menyebabkan tubuh bayi sulit mendapatkan posisi yang nyaman ketika tidur. Kasur yang tidak rata, bahkan sering menyebabkan tubuh atau lehernya tertekuk, tanpa orang tua sadari pernafasan akan terhambat dan SIDS lebih sering terjadi pada bayi yang diletakkan pada kasur dengan permukaan yang tidak rata.
- Suhu Lingkungan Terlalu Panas
Suhu lingkungan yang terlalu panas akan menstimulasi kelenjar keringat untuk berproduksi dengan berlebihan. Kondisi ini tentu akan mempengaruhi kesehatan dan sirkulasi dalam tubuh bayi. Jantung, paru – paru dan ginjal lebih bekerja lebih keras ketika suhu lingkungan terlalu panas.
3. Faktor Resiko Lain
Terdapat beberapa faktor resiko lain yang dapat menyebabkan SIDS yang ditandai dengan gejala seringnya keringat dingin pada bayi. Berikut beberapa faktor resiko lain yang dapat memicu terjadinya sindrom kematian mendadak pada bayi:
- Usia
Usia bayi baru lahir hingga 1 tahun terbukti lebih beresiko terhadap terjadinya sindrom kematian mendadak. Orang tua wajib untuk selalu mewaspadai dan memantau dengan seksama kondisi bayi pada usia ini. Terutama ketika terjadi keringat dingin pada bayi, segera konsultasikan dengan Dokter Spesialis Anak, untuk mendapatkan penanganan dan pemeriksaan dengan tepat.
- Genetis
Masalah genetis menjadi faktor resiko terjadinya sindrom kematian mendadak pada bayi. Seorang bayi yang saudaranya pernah mengalami SIDS, maka akan memiliki faktor resiko yang hampir sama. Waspada untuk setiap tanda gejala yang nampak seperti keringat dingin, sesak nafas dan kulit bayi yang cenderung biru atau abu – abu sebagai tanda turunnya kadar oksigen dalam tubuhnya.
- Perokok Pasif
Paru paru bayi sangat sensitif dan rentan terhadap berbagai polutan Hindarilah asap rokok. Karena sedikit saja terkena asap rokok, paru paru bayi dapat mengalami infeksi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa terjadinya infeksi pada paru merupakan penyebab tersering dari terjadinya SIDS atau kematian mendadak pada bayi yang ditandai dengan keringat dingin pada saat tidurnya. Jauhkan asap rokok dan berbagai polutan lingkungan dalam masa pengasuhan bayi.
- Lahir Prematur
Seperti halnya lahir dengan berat badan bayi rendah. Bayi yang lahir prematur sangat rentan terhadap kejadian SIDS, akibat berbagai organ vitalnya yang belum matang dan belum siap untuk memulai kehidupan di luar alam rahim seorang Ibu. Bayi lahir prematur haruslah dirawat dalam inkubator bayi, mendapatkan suhu dan perawatan intensif oleh petugas kesehatan di rumah sakit.
- Kesehatan Ibu Pada Masa Kehamilan
Kesehatan ibu pada masa kehamilan juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan bayi. Infeksi yang terjadi saat kehamilan dapat menyebabkan banyak pengaruh pada pertumbuhan organ bayi. Kecacatan otak adalah salah satu akibat infeksi, paparan polutan seperti asap rokok dan alkohol pada masa kehamilan.
Adakah Cara Mencegah Bayi Mengalami SIDS?
SIDS dapat dicegah dengan menghindari berbagai faktor fisik, lingkungan maupun faktor resiko terjadinya SIDS pada bayi. Pemeriksaan yang telah dilaksanakan pun akan membantu Dokter Spesialis Anak untuk menentukan penangan yang terbaik, dan menemukan penyebab utama dari terjadinya kondisi berkeringat dingin. Berikut beberapa hal yang dapat mencegah terjadinya SIDS:
1. Tidur Terlentang
Posisikan bayi untuk selalu tidur dengan posisi telentang. Hindari memposisikan tengkurap sebelum usianya mencapai 4 bulan. Ketahui usia bayi yang tepat untuk perkembangan tengkurap dan galilah informasi bagaimana aturan yang benar ketika memposisikan bayi.
2. Penuhi Kebutuhan ASI
ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Ketika sakit, ibu haruslah tetap mendukung bayi dengan memberikan asupan ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. Perhatikan pula posisi menyusui dengan benar. Kasus SIDS juga sering terjadi ketika Ibu salah atau kurang tepat dalam memposisikan bayi dalam gendongan ketika menyusui.
3. Lengkapi Imunisasinya
Imunisasi merupakan cara efektif untuk menghindarkan bayi dari berbagai penyakit infeksi yang dapat menyerang kekebalan tubuh mungilnya. Lengkapi imunisasi sesuai dengan tahapan usia untuk kesehatan bayi, mencegah terjadinya infeksi yang dapat mengakibatkan SIDS dengan tanda gejala awal keringat dingin pada bayi.
Demikian sekilas informasi mengenai terjadinya SIDS, yang ditandai dengan keringat dingin pada bayi. Selalu waspada akan tanda tersebut dan bertanyalah pada Dokter Spesialis Anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat atas masalah tersebut. Salam!
